Bambang Pranoto, pemilik Tamba Waras KUTUS KUTUS, mengatakan, bahan minyak ini mengambil konsep pohon kehidupan yang digunakan dalam tradisi agama dan budaya.
“Saya juga baca literatur jamu. Jadi jamu yang lama selalu menggunakan unsur pohon keseluruhan dalam jamunya. Makanya kami mengunakan unsur pohon, ada daun, batang, bunga, buah, akar, kulit, dan batang. Kami menggunakan semua jejamuan dengan totalnya 49 item,” katanya di Gianyar, Bali, Minggu (11/10/2015).
Bahan itu terdiri dari 7 batang, 7 daun, 7 akar, 7 bunga, 7 buah, 7 minyak esential dan 7 minyak aromatik.
“Kenapa 7, karena dalam falsafah Jawa angka 7 adalah pitulungan. Jadi kalau angka 7 banyak ya double pitulungannya,” katanya.
Spesifikasi bahan tersebut, diantaranya seperti jahe, kunyit, laso, temulawak yang diproses dengan cara infused atau mencampurnya dengan minyak sehingga mengalami pemasanan dan sarinya ditarik oleh minyak menjadi satu yang pada akhirnya menjadi ekstrak minyak tanpa merusak bahannya.
“Semuanya kami tumbuk dengan batu secara tradisional, karena begitu masuk ke dunia modern beberapa unsur akan menghilang. Proses 1 minyak, biasanya menghabiskan waktu 1 hari 1 malam, lalu setelah selesai akan didiamkan selama 41 hari,” katanya.